PAWANG BERITA - Konflik Rusia dengan Ukraina kian memanas, kota-kota di Ukraina semakin porak-poranda, masyarakat sipil semakin merasakan dampaknya, diantaranya banyak yang mengungsi ke Polandia hingga mengungsi ke stasiun kereta bawah tanah.

Aksi panic buying juga terjadi di beberapa titik kota Ukraina, mereka berbondong bondong memborong persediaan makanan hingga air minum. Antrian panjang juga mewarna pintu keluar di berbagai kota.

Masyarakat Sipil Mengungsi ke Stasiun Kereta Bawah Tanah

Rusia memang tampak tidak main-main dengan kemauannya agar Ukraina tidak bergabung dengan sekutu NATO, pasalnya apabila Ukraina berhasil bergabung dengan NATO, maka akan berdampak buruk pada keamanan Rusia dan masyarakat sipil, hal itu dinilai sama saja membiarkan NATO untuk berdiri di pintu gerbang Rusia.

Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) juga angkat bicara mengenai invasi yang di jalankan Rusia terhadap Ukraina, melalui pidatonya ia menyampaikan agar Rusia menarik kembali tentaranya dan pulang kembali ke Rusia.

"In the name of humanity, bring your troops back to Rusia. In the name of humanity do not allow to start in Eruope what could be the worst war since the beginning of the century"

Meski sekjen PBB telah angkat bicara, hingga kini bantuan terhadap Ukraina belum juga tiba, terkesan Ukraina hanya berjuang sendiri melawan invasi Rusia. Banyak yang mempertanyakan peran NATO di insiden ini, pasalnya presiden USA Joe Biden telah mengkonfirmasi bahwa Amerika bersama sekutu NATO akan memberikan bantuan serta pertanggung jawaban Rusia.

Meski demikian, belum ada bantuan berarti yang diterima pihak Ukraina untuk melawan Rusia. Netizen beranggapan NATO sedang bimbang untuk membantu Ukraina karena takut akan memperkeruh suasan dan mengundang perang besar terjadi hingga terjadinya konflik perang dunia ke III.

ARTIKEL ASLI : PAWANG BERITA