PAWANG BERITA - Sejak awal penyerangan pada tanggal 24 Februari 2022 konflik Rusia dan Ukraina masih tegang hingga kini, diketahui presiden Volodymyr Zelensky selaku presiden Ukraina sempat ngotot untuk bisa masuk kedalam keanggotaan NATO.

Zelensky dan Putin

Namun sayangnya wilayah Ukraina sudah porak poranda, namun keanggotaan Ukraina terhadap NATO tak kunjung mendapatkan kejelasan. Bahkan di beritakan presiden Zelensky kini sudah tidak ngotot lagi ingin masuk NATO, akibat NATO yang tidak memberikan kejelasan terhadap bantuan dan keanggotaan Ukraina.

Meski Zelensky sudah tidak ngotot lagi ingin memasuki keanggotaan NATO, namun ia masih bersi keras untuk menyerah terhadap gencatan senjata yang di lakukan oleh pihak Rusia, bahkan sempat dikabarkan bahwa kemiliteran Ukraina membuka lowongan bagi siapapun yang ingin bergabung masuk kedalam militer.

Hal yang mengejutkannya lagi datang dari pihak Rusia, dimana negara dengan daratan terluas tersebut telah mengklaim kemenangan atas pasukan udara Ukraina yang kini hanya memiliki 1 buah pesawat jet tempur. Bahkan angkatan udara Rusia sempat melakukan selebrasi di langit-langit Ukraina untuk merayakan kemenangan yang telah dicapai.

Walaupun sudah kurang lebih 80% wilayah Ukraina di kuasai oleh militer Rusia, namun keberadaan presiden Zelensky masih belum dapat diketahui batang hidungnya. Meskipun keberadaanya masih belum dapat di ketahui, namun Zelensky masih terus berkomunikasi kepada publik melalui sebuah video singkat yang dimana dirinya sudah tak lagi ngotot ingin masuk ke dalam NATO.

Meskipun kondisi negara Ukraina sudah sangat memprihatinkan, Rusia masih belum berencana untuk menghentikan serangan terhadap negara tanpa aliansi tersebut. Rusia masih ngotot menginginkan target buruannya yakni presiden Zelensky beserta antek-anteknya.

Meskipun Rusia mendapatkan kecaman bahkan sanksi internasional, negara penyaing Amerika Serikat tersebut tidak gentar dan ia sudah memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi terhadap negaranya. Rusia yang merupakan bagian dari ekonomi global ini juga telah membalas sanski yang diberikan oleh NATO, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Rusia juga menerbitkan daftar-daftar negara yang bersahabat.

ARTIKEL ASLI : PAWANG BERITA