PAWANG BERITA - Kondisi terkini konflik Rusia-Ukraina semakin memanas, titik terang tak bisa di temukan kedua belah pihak. Perang semakin kacau dan kondisinya bisa memicu perang dunia ke III. Rusia sebagai negara penentang terbesar blok barat tidak main-main dalam menegakan sistem keamanan negaranya.

Presiden Zelensky

Ratusan fasilitas milik Ukraina yang terdiri dari gedung-gedung pemerintahan hingga fasilitas militer di lumpuhkan hanya dalam beberapa hari saja. Akibat dari insiden penyerangan tersebut, banyak korban yang berjatuhan dari pihak militer, pegawai negeri, hingga rakyat sipil.

Diketahui dari operasi militer yang di jalankan Rusia ini menargetkan Presiden Zelensky, selaku presiden Ukraina yang sah hingga saat ini. Rusia menginginkan Zelensky baik hidup ataupun mati, sebab ia hendak mengganti presiden tersebut dengan presiden yang lebih pro terhadap Rusia.

Tak hanya Zelensky seorang yang dijadikan target oleh pihak Rusia, keluarga dari Zelensky pun tak luput menjadi target incaran militer Rusia. Sehingga keluarganya paling utama di ungsikan, sedangkan hingga saat ini Zelensky di kabarkan masih berada di Ukraina dan ikut bergabung ke dalam pasukan militer.

Dikabarkan juga operasi militer Rusia menyasar ke para petinggi pemerintahan Ukraina  yang masih pro terhadap kepresidenan Zelensky. Kondisi yang sangat memperihatinkan juga kini dirasakan oleh para rakyat sipil di Ukraina, rakyat sipil tidak bisa lagi menjalankan aktifitas normal seperti biasanya. Bahkan para pria harus rela mengikuti kegiatan militer demi membela negaranya meski tidak dalam paksaan.

Hingga saat ini masih belum di ketahui dengan pasti keberadaan presiden Zelensky, namun di sinyalir, presiden Zelensky menjadi komando tertinggi untuk memerintahkan prajuritnya dalam operasi penyerangan balik terhadap militer Rusia.

Para prajurit Ukraina yang tergabung dalam koalisi prajurit dan rakyat sipil turut bekerja sama membakar alutsista perang milik Rusia, hingga banyak kendaraan berat militer Rusia yang rusak di jalan-jalan, hal ini di lakukan demi memperlambat pergerakan dari Rusia.

Artikel Asli : PAWANG BERITA