PAWANG BERITA - Konflik Rusia dan Ukraina hingga saat ini masih belum menemukan titik terang, kondisi di ibu kota Ukraina masih mencekam, berbagai titik di wilayah Ukraina bagaikan kota mati yang tak berpenghuni. Selang beberapa hari semenjak dimulainya invasi Rusia yang di jalankan terhadap Ukraina, bantuan NATO masih tak kunjung datang, Ukraina tampak berjuang sendiri melawan negeri dengan daratan terluas tersebut.

Suasana dentuman ledakan serta awan hitam mewarnai langit langit Ukraina di petang hingga malam hari. Presiden Volodymyr Zelensky melalui pidatonya juga telah menyampaikan secara terbuka, bahwasanya dirinya mempertanyakan ke 27 negara yang tergabung dengan Uni Eropa, apakah Ukraina bisa bergabung dengan NATO, namun tidak ada jawaban, semuanya diam dan takut.

Pemerintah Ukraina Bagikan 18 Ribu Unit Senjata

Meski tidak menerima jawaban apapun dari sekutu NATO ataupun Uni Eropa, Presiden Zelensky mengungkapkan bahwa dirinya tidak takut , ia juga mengatakan bahwa ia beserta rakyatnya tidak takut membela negara.

Pemerintahan Zelensky juga telah meminta warganya untuk membantu mengangkat senjata melawan kekejaman Rusia. Setidaknya ada 18.000 unit senjata yang dibagikan ke warga Ukraina yang ingin bertempur melawan Rusia.

Netizen di twitter banyak menilai NATO enggan memulai perang yang lebih besar lagi karena bisa berdampak pada ketidak stabilan berskala global. Presiden Putin juga sempat memberikan peringatan terhadap negara-negara yang bersikap bersebarangan dengan Rusia untuk tidak ikut campur konflik Rusia dan Ukraina.

Putin juga menekankan apabila ada negara yang ikut campur, maka ia akan merasakan penderitaan yang belum pernah ia rasakan dalam sejarah. Dengan ancaman yang diberikan Putin tampak negara-negara enggan untuk bergabung dalam konflik tersebut dikarenakan takut menerima konsekuensi yang telah ditegaskan oleh Presiden Putin.

Amerika sendiri dikabarkan tidak akan mengirimkan tentaranya untuk bertempur bersama pejuang Ukraina, namun Joe Biden bersama beberapa negara sekutu akan menjatuhkan sanksi ekonomi yang berat terhadap Rusia. Meski demikian Rusia tidak gentar dan terus menjalankan invasinya terhadap Ukraina.

Artikel Asli : PAWANG BERITA